Kamis, 20 Mei 2010

SISTEMATIKA PENULISAN PI YANG STANDAR

1. PENDAHULUAN

Penulisan Ilmiah (selanjutnya ditulis dengan PI saja) merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa yang telah duduk di semester 6. PI memiliki bobot 2 SKS. PI bisa merupakan karya ilmiah atas hasil studi di lapangan (aplikatif), studi pustaka (teoritik), maupun gabungan keduanya.
Studi lapangan bisa berupa kerja praktek, magang, wawancara, pengamatan, studi banding, dan berbagai cara lainnya. Studi pustaka bisa berupa perbandingan teori, pengembangan teori, pengaplikasian teori, pembuktian teori, dan sebagainya.
PI harus diselesaikan dalam 3 (tiga) bulan sejak diterimanya Surat Keputusan Rektor Universitas Gunadarma tentang kewajiban menulis PI bagi mahasiswa, dan penunjukan Dosen Pembimbing PI.

2. STRUKTUR DASAR PI

PI memiliki struktur dasar : (1) adanya masalah, (2) adanya teori-teori, dan (3) pemecahan masalah dengan teori-teori tersebut. Di dalam penyusunan PI, struktur dasar tersebut ditambah (a) Pendahuluan (b) Penutup dan dilengkapi dengan format-format yang berlaku di setiap program studinya, seperti kolom tanda tangan pembimbing, Ketua Jurusan, dan Koordinator Sidang PI. Buku PI juga dilengkapi dengan Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar Isi, Kata Pengantar, Lampiran, Abstraksi, Daftar Pustaka, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Pada Pendahuluan minimal berisi : (a) Latar Belakang Masalah, (b) Batasan Masalah, (c) Rumusan Masalah, (c) Tujuan Penelitian, (d) Metodologi Penelitian, dan (e) Sistematika Penulisan. Pada Penutup dapat berisi Kesimpulan dan Saran atas hasil penelitian yang telah dilakukannya.

3. PEMBABAKAN PENULISAN

Pada intinya, PI terdiri atas 4 Bab, yaitu (1) Pendahuluan, (2) Landasan Pustaka (Teori), (3) Analisis dan Pembahasan, dan (4) Penutup. Namun demikian, pembabakan tersebut bisa saja dikembangkan, misalkan di Bab 3, Analisis dipisahkan dengan Pembahasan, atau diisi bab mengenai Kegiatan Usaha Saat Ini yang sedang diteliti, atau Prosedur Kerja yang masih diberlakukan saat ini, dan sebagainya.


4. BAB PENDAHULUAN

Di bab pendahuluan, Peneliti/ Penulis harus dapat secara fokus menuliskan masalah-masalah yang terjadi di tempat penelitiannya. Dengan membaca bab pendahuluan ini, setiap pembaca sudah dapat mengetahui apa sebenarnya yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitiannya.


4.1. Latar Belakang Masalah

Di latar belakang masalah dijelaskan, apa saja kendala yang dihadapi oleh pengelola apotek dalam menjalankan kegiatannya. Mungkin saja kendala yang dihadapi adalah (a) kurangnya pegawai, (b) pegawai sering membolos, (c) kekurangan mesin dan petugas kasir, (d) kesulitan membuat laporan keuangan per hari, (e) kesulitan dalam menghitung stok barang, (f) kesulitan dalam pendataan pelanggan, terutama pelanggan yang menggunakan resep, dan sebagainya. Jadi, di latar belakang masalah ini dijelaskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pengelola apotek (unit usaha yang diteliti) yang sedang diamati.

4.2. Batasan Masalah

Tentu saja, dari sekian banyak masalah yang dihadapi apotek tersebut tidak dapat diselesaikan seluruhnya (terutama dengan bidang ilmu komputer). Sehingga, isi batasan masalah adalah pemilihan masalah mana yang akan diselesaikan dengan PI ini.
Misalkan, batasan masalahnya adalah, PI ini akan dibatasi pada masalah kesulitan dalam pembuatan laporan keuangan per hari, pendataan pelanggan, dan penghitungan stok obat.

4.3. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dipilih, dirumuskan masalah tersebut dengan kalimat tanya. Dengan kalimat tanya tersebut, diharapkan para pembaca lebih tahu ke arah mana PI ini akan digiring.
Rumusan masalahnya adalah : bagaimana rancangan sistem komputerisasi untuk menyelesaikan masalah pembuatan laporan keuangan per hari, pendataan pelanggan, dan penghitungan stok obat di apotek tersebut ?.
Dari sini pembaca akan tahu bahwa PI ini ditulis untuk membuat perancangan sistem komputerisasi guna mecahkan masalah di atas.

4.3. Tujuan Penelitian

Tentu saja, tujuan penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah (yang telah dibatasi) di atas. Namun demikian, tujuan-tujuan lainnya (efek positif dari perancangan sistem) boleh saja ditulis. Misalkan, diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan meningkatnya kualitas pelayanan, maka para pelanggan akan merasa puas, dan diharapkan pelanggan akan bertambah yang dapat meningkatkan penghasilan apotek.

4.4. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berisi mengenai bagaimana cara kita melakukan penelitian. Misalkan, penelitian ini dilakukan melalui studi lapangan yaitu dengan cara pengamatan, wawancara, penyebaran kuisioner, dan sebagainya.
Penelitian juga dilakukan dengan membaca buku-buku teori tentang perancangan sistem, keuangan, perapotekan, dan contoh-contoh kasus yang menyerupai kasus yang akan dibahas.

4.5. Sistematika Penulisan

Di sini dijelaskan mengenai pembabakan penulisan, Bab 1 mengenai apa, Bab 2 mengenai apa, dan seterusnya. Pembabakan ini dibuat selogis (terurut) mungkin.


5 BAB LANDASAN TEORI

Di bab ini diungkapkan teori-teori yang digunakan Penulis untuk memcahkan masalah. Selain teori, bisa juga dimasukkan alat-alat (tools) perancangan sistem, namun demikian tools tersebut hanya digunakan sebagai pelengkap saja, teori utamanya harus dikedepankan.
Misalkan, pada pembahasan ini teori yang perlu disampaikan adalah apa itu laporan keuangan ?, bagaimana bentuknya ?, apa isinya ?. Lalu, apa itu stok ?, bagaimana mengatur stok ?, dan berbagai teori yang dibutuhkan.
Adapun mengenai tools-nya, bisa berupa gambar-gambar DFD, ERD, flowchart, maupun statements atau penjelasan dari bahasa pemrograman yang digunakan (seperlunya saja)


6. BAB ANALISIS dan PEMBAHASAN

Di bab ini dijelaskan secara runut (logis) mengenai langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan. Bisa dimulai dengan menganalisis permasalahan (di sub-bab batasan masalah), kenapa masalah itu bisa terjadi, apa saja kendalanya, dan apa langkah penyelesaiannya. Selanjutnya dilakukan proses atau prosedur atau langkah-langkah penyelesaian dari sub-bab rumusan masalah.


7. BAB PENUTUP

Pada bab penutup ini, isinya adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah jawaban mengenai “apakah pembahasan yang telah dilakukan dapat memecahkan masalah ?.” Jawaban harus jujur (sesuai dengan norma-norma keilmiahan). Saran berisi mengenai hal-hal yang dapat dikembangkan dari PI yang sudah diselesaikannya ini. Saran juga dapat berisi mengenai penyempurnaan dari PI yang karena sesuatu hal belum dapat dilakukan secara sempurna di sini (misalkan, hendaknya pihak apotek memiliki format kertas yang standar untuk mencetak laporan keuangan harian agar pencetakan dapat menghemat tinta printer dan lebih cepat, dan sebagainya).

8. LAMPIRAN

Lampiran berisi berkas-berkas yang merupakan pendukung penelitian dan penulisan, misalkan bisa berupa listing program, print-out laporan keuangan, lay-out di monitor komputer, surat persetujuan penelitian di apotek, dan sebagainya.

9. PENGALAMAN KESALAHAN

Berikut akan dijelaskan mengenai kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa berdasarkan pengalaman kami dalam membimbing dan menguji PI selama ini.

9.1. Menggunakan kata ganti orang

Masih banyak yang menulis PI seperti menulis buku (dalam hal ini, Penulis mengajak pembaca berpikir atau belajar kepadanya), misalkan pada kalimat-kalimat :
(a) Seperti sudah kita ketahui bersama ...........(ada kata “kita”)
(b) Dalam hal ini, Penulis meyakini bahwa ..... (ada kata “Penulis”)
(c) Bisa Anda lihat di sini ................................ (ada kata “Anda”)

Jadi, jangan gunakan kata ganti orang. Untuk mencegah itu, gunakanlah kalimat pasif, misalkan pada (c) Bisa dilihat di sini ...., dan sebagainya.

9.2 Menggunakan kata perintah

Jangan menggunakan kata atau kalimat perintah di PI yang menjadikan seakan para pembaca adalah ’murid’-nya. Misalkan pada kalimat :

(a) Lihatlah, bahwa berdasarkan .......(ada kata perintah “Lihatlah”)
(b) Untuk itu, klik-lah mouse sebanyak dua kali ....(ada kata “klik-lah)

Kembali, gunakan kalimat pasif, misalkan “Dilihat, bahwa berdasarkan...” agar semua penulisan ini dilakukan sendiri oleh si penulis PI.

9.3. Penggunakan suku kata “di”

Masih banyak yang tidak mengerti kapan suku kata “di” harus dijadikan penunjuk tempat, atau menjadi kata depan, sehingga banyak yang menulis :

(a) Pernyataan diatas sudah tepat ....... (“di” yang digabung dengan kata)
(b) Karenanya, harus di lakukan ...........(”di” yang dipisah dengan kata)

yang seharusnya ditulis : (a) di atas, dan (b) dilakukan.

“Di” dipisah dengan kata berikutnya bila ia menunjukkan tempat, misalkan di Jakarta, di samping, di sini, dan semacamnya.

9.4. Menerangkan kehebatan perkembangan komputer di Latar Belakang Masalah

Sewaktu kita menuliskan masalah di latar belakang masalah, jangan kita bicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemecahan masalah atau yang tidak ada kaitan langsung dengan masalah. Jadi, cerita mengenai perkembangan komputer yang demikian pesat, dan semacamnya tidak perlu kita tuliskan, karena perkembangan komputer tersebut bukan menjadi masalah kita.

9.5. Kesimpulan yang sama dengan yang ada di Latar Belakang Masalah

Banyak yang menulis segala sesuatu di kesimpulam ternyata hanya mengulang tulisan yang pernah ada di latar belakang masalah atau di bagian lain. Padahal, kesimpulan adalah segala sesuatu yang baru kita dapatkan setelah penelitian kita lakukan.
Ibarat menonton sebuah film, maka kesimpulan terhadap sebuah film adalah film tersebut bagus, biasa-biasa saja, atau tidak bagus. Begitu juga dengan PI, di kesimpulan adalah penjelasan mengenai bagus (sesuai dengan yang diharapkan untuk menyelesaikan masalah), biasa-biasa saja (tidak semuanya sesuai dengan yang diharapkan), atau tidak bagus (sama sekali tidak membantu memecahkan masalah).

Sabtu, 08 Mei 2010

Tugas Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini, suatu perusahaan baik itu berskala besar maupun berskala kecil memerlukan dan memiliki suatu strategi untuk dapat bersaing dengan kompetitornya. Suatu perusahaan yang baik tentunya harus mempunyai manajemen yang baik pula. Pembahasan tentang manajemen tentu saja tidak lepas dari berbagai factor sumber daya manusia yang baik dan tentunya dapat menghasilkan suatu kinerja yang berkesinambungan dan dapat saling mendukung untuk menunjang kelangsungan hidup usaha perusahaan.

Diantara bagian-bagian perusahaan tersebut, salah satu yang paling penting bagi perusahaan adalah bagian pemasaran. Pemasaran yang menjadi inti dari sumber daya manusia menjadi focus perhatian banyak perusahaan dalam memasarkan produk-produknya.pentingnya tebaga pemasaran ini dalam suatu perusahaan sehinggan menyebabkan perusahaan itu benar-bernar selektif dalam memiliki tenaga pemasaran yang akan begabung dengannya, kemudian melakukan berbagai program pelatihan (training) untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan tenaga pemasaran tersebu, sehingga menjadi seseorang tenaga pemasaran yang terampil dan handal dalam memasarkan produk perusahaan, serta memberikan imbalan yang menarik agar tenaga perusahaan tersebut menjadi bersemangat dalam memasarkan produknya. Begitu pentingnya peranan tenaga pemasaran ini , sehingga banyak perusahaan yang menganggap tenaga-tenaga pemasaran ini sebagai kelangsungan hidup perusahaan.

Di dalam skripsi ini, penulis menggunakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan, yaitu PT. Asuransi Jiwasraya yang memberikan pelayanan keuangan kepada masyarakat umum yang berupa perlindungan kepada jiwa untuk keluarga sebagai inti dari semua produk. PT. Asuransi Jiwasraya merupakan salah satu gabungan dari sembilan perusahaan asuransi jiwa milik Belanda, diantaranya Nillmij van 1859.

Nasionalisasi perusahaan milik Belanda ini kemudian diintegrasikan dengan PT. Pertanggungan Jiwa Dharma Nasional yang menjadi PN. Asuransi Djiwasraya. Berdasarkan peraturan pemerintah No.33 mengalami pengalihan bentuk dari PN. Asuransi Djiwasraya menjadi PT. (Persero) Asuransi Jiwasraya sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Nega (BUMN) dalam bidang Asuransi Jiwa PT. (Persero) Asuransi Jiwasraya sahamnya dimiliki oleh Departemen Keuangan RI, maka tidak mengherankan bila PT. Asuransi Jiwasraya memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi, kekuatan financial, serta pengalaman yang bertahun-tahun dalam membantu dan memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi dalam produk-produk yang dihasilkan sebagai perusahaan asuransi yang terbesar dan cabang-cabangnya tersebar di kota-kota besar di Indonesia PT. Asuransi Jiwasraya tentu sangat menaruh pehatian besar terhadap peranan tebaga pemasarannya, dalam hal ini adalah agen asuransi dalam penjualan kepada para konsumen nasabah.

B. Pembatasan Masalah

Untuk mencapai suatu tujuan pembahasan yang terarah, maka dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas pokok-pokok permasalahan yang terangkum dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah agen asuransi dapat meningkatkan penjualan polis ?

2. Seberapa besar kontribusi agen asuransi dalam meningkatkan penjualan polis ?

C. Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode-metode penelitian sebagai berikut :

1. Riset kepustakaan

Dengan melakukan penelitian ini penulis berusaha untuk mencari bahan-bahan materi yang ada hubungannya dengan topic skripsi yang dibahas dari buku-buku yang ada dalam kepustakaan untuk memperoleh dasar serta konsep secar teoritis.

2. Riset Lapangan

Dalam mengumpulkan data-data skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu kea gen asuransi untuk mendapatkan data riil yang berkaitan dengan fungsi agen asuransi dalam meningkatkan penjualan polis.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul skripsi ini, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis antara lain adalah ingin mengetahui dan memberi penjelasan sacara jelas tentang :

a. Untuk mengetahui apakah agen asuransi berfungsi dalam meningkatkan penjualan polis pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero).

b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari agen asuransi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan adanya kebijakan pemasaran.

c. Untuk menganalisa fungsi agen asuransi dalam meningkatkan usaha polis PT. Asuransi Jiwasraya (Persero).

d. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan usaha PT. Asuransi Jiwasraya (Persero).

e. Permasalahan-permaslahan yang timbul, baik secara interen maupun eksteren menunjukkan akah pihak manajemen PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) dapat memecahkan masalah-masalah tersebut tepat pada sasarannya.

2. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, penulis berharap bias menjadi masukan yang sangat berharap bagi :

a. Penulis

Yaitu untuk menambah dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis tentang manajemen pemasaran khususnyamengenai masalah-masalah perasuransian dan pengelolaan sumber daya manusia sebagai wujud nyata dari apa yang telah penulis dapatkan selama ini dari bangku kuliah.

b. PT. Asuransi Jiwasraya

Sebagai bahan referensi dan masukan untuk meningkatkan fungsi pemasaran, dalam hal ini agen asuransi di dalam perusahaannya agar tetap dalam komitmennya untuk memberikan yang tebaik bagi nasabah berupa pelayanan baik dalam penjualan maupun setelah penjualan, juga bagi agen asuransi berupa kompensasi yang sesuai atas prestasi yang dicapainya.

E. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan dalam pembahasan-pembahasan yang terdapat dalam skripsi ini, maka penulis akan membagi skripsi ini menjadi lima bab, antara lain :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan ini penulisa akan membahas tentang masalah-masalah yang menjadi pokok latar belakang penulisan skripsi antara lain pemilihan judul, pembatasan masalah, metode penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini pembahasan skripsi akan diarahkan mengenai manajemen pemasaran yang dipandang secara teoritis yaitu pengertian pemasaran dan manajemen pemasaran, bauran pemasaran, bauran promosi, dan fungsi tenaga pemasaran dalam memasarkan produk.

Bab III Tinjauan Umum PT. Asuransi Jiwasraya

Dalam bab ini penulis akan mengupas tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, kegiatan usaha perusahaan, produk yang dijual oleh perusahaan, kegiatan usaha perusahaan, produk yang dijual oleh perusahaan, serta visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang fungsi agen asuransi dalam meningkatkan penjualan polis, pelaksanaan agen asuransi, analisis fungsi agen asuransi dalam meningkatkan penjualan polis, perkembangan usahanya, serta masalah yang dihadapi dan cara pemecahannya.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Penulis mencoba menyimpulkan dari hal yang menjadi pokok dari apa yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya disertai saran-saran guna mencapai hasil penjualan dengan harapan lebih baik di masa yang akan dating.

Membetulkan Kalimat

Betulkan kalimat dibawah ini !

1. Kepada semua informan penelitian mendapatkan dua macam indtrument yaitu angket dan catatan kegiatan.

kalimat yang benar : Kepada informan penelitian mendapatkan dua macam instrument yaitu angket dan catatan kegiatan.


2. Didalam artikel Koran menyebutkan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

kalimat yang benar : Artikel Koran itu menyuratkan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.


3. Dengan beredarnya internet masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.

kalimat yang benar : Dengan beredarnya internet masuk desa bermanfaat bagi masyarakat pedesaan


4. Untuk perbaikan sarana jalan umum tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.

kalimat yang benar : Untuk perbaikan jalan umum memerlukan partisipasi katif dari masyarakat.


5. Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan-bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan sungai banjir kanal timur.

kalimat yang benar : Dalam setiap kesmpatan mereka tidak bosan-bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan sungai banjir kanal timur.


komunikasi litas budaya dalam resolusi pada pernikahan antar budaya

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Makna budaya pada hari ini dibatasi dengan maksud lagu, muzik, tarian, lakonan dan kegiatan seumpamanya.

Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. Konflik budaya seperti yang sering terjadi diberbagai kota maupun dipedalaman, menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan tentang budaya etnis, kelompok usia, kelompok agama maupun kelompok tradisi tertentu ditanah air.

Bangsa Indonesia telah mengenal hubungan antar budaya yang harmonis sejak nenek moyang menduduki kepulauan Indonesia ratusan abad yang lalu, namun kini setelah banyak cendekiawan, ulama, politisi, pengusaha maupun ahli hukum yang berwawasan modern, tetap saja sifat instinktif yang residual primitif muncul ke permukaan. Lebih-lebih disaat berbagai konflik kepentingan menyeruak dalam kehidupan bangsa, seperti konflik politik, bisnis, etnis maupun konflik local primordial.

Berbagai peristiwa yang terjadi akibat konflik kepentingan etnis di nusantara akhir-akhir ini seolah-olah menjadi trend dunia. Jika di Afrika terjadi pertikaian etnis antara suku Tutsi dan suku Hutu ( Ruwanda – Burundi ), suku Kurdi di Turki, suku Tamil di Ceylon, maka di Indonesia juga sering terjadi pertikaian etnis seperti Madura, Makassar, Banten, Dayak, Melayu ( Kalbar ) dan suku-suku di Irian ( Papua ). Penyebab utamanya adalah Komunikasi Antar Budaya yang tersumbat. Sungguh aneh dizaman modern ini bisa terjadi, padahal dizaman kuno hubungan antar etnis sering dilakukan oleh saudagar Cina, Madagaskar, India dan bangsa lainnya tanpa pertumpahan darah bahkan sering terjadi perkawinan antar etnis untuk melanggengkan tali kekeluargaan. Kita kenal komunikasi antar budaya Cina ke Eropah dan Asia dengan “ Jalur Sutera, “ yang selain bermisi dagang juga memiliki misi budaya.

Tahap awal komunikasi dilakukan dengan bahasa tubuh, isyarat raut wajah, gerak anggota tubuh ( tangan, mata dll ) sebagai bahasa nonverbal. Kemudian dengan kecerdasan akalnya manusia mulai belajar bahasa etnis lain, sehingga memudahkan komunikasi antar etnis dimuka bumi ini. Kini dengan bantuan kemajuan teknologi komunikasi manusia semakin, cerdas, lugas dan lancar berkomunikasi. Namun demikian lagi-lagi pada saat terdesak oleh kepentingan individu, manusia yang cerdas, alim dan beragamapun kembali menjadi primitif.

Misteri

HARI INI - 09 Mei 2010

jenglot (Vivanews)

Jenglot di Jimbaran

Warga pantai Labuan Sait Pecatu, Jimbaran, Bali heboh oleh penemuan makam misterius di antara karang pantai. Jenglot